Sehat dengan Serat

makananberserat1-300x298Serat makanan (dietary fibre) merupakan komponen dalam tanaman yang tidak tercerna di dalam lambung menjadi bagian-bagian yang dapat diserap oleh saluran pencernaan, seperti usus. Kandungan serat banyak terkandung dalam karbohidrat. Karbohidrat yang paling populer adalah nasi baik nasi putih maupun nasi merah. Selain nasi kandungan serat dalam karbohidrat banyak dijumpai di sayuran dan buah-buahan. Sayuran ini bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah atau pun matang, namun menurut sebuah penelitian, kadar serat dalam sayuran yang dimasak justru lebih meningkat.
Serat atau fiber dibedakan kepada dua bagian yaitu serat yang larut dalam air (soluble fiber) dan serat yang tak larut dalam air (insoluble fiber). Serat yang larut cenderung bercampur dengan air membentuk jaringan seperti agar-agar atau jaringan yang pekat. Serat ini lebih mudah dicerna di dalam tubuh. Biasanya serat yang larut dalam air terdapat pada sayuran, buah-buahan seperti apel, stoberi, dan jeruk, oat, rumput laut dan kacang-kacangan. Sedangkan serat tak larut bersifat higroskopis, yaitu mampu menahan air 20 kali dari beratnya. Umumnya serat tak larut berasal dari umbi-umbian, wortel, bekatul dan lignin (terdapat pada batang, kulit, dan daun sayur-sayuran).
Dianjurkan mengonsumsi serat sebesar 10-13 gram per 1.000 Kkal (kilo kalori). Sehingga, untuk konsumsi 2.100 Kkal dibutuhkan serat sebesar 25-31 gram serat per orang per hari. Sebaiknya, mengonsumsi serat yang berasal dari sayur dan buah. Selain lebih alami, buah dan sayur tak sekedar mengandung serat, tapi juga sebagai sumber komponen pangan lain yang bermanfaat, seperti vitamin dan mineral
Adapun keuntungan serat terhadap kesehatan antara lain membersihkan perut, menurunkan resiko penyakit tekanan darah tinggi, dan menurunkan kolesterol. Serat juga potensial untuk mencegah penyakit diantaranya penyakit jantung koroner, resiko kanker paru dan perut, osteoporosis, diabetes melitus, dan mencegah sembelit. Seseorang yang tidak cukup serat, biasanya akan mudah mengalami sembelit, diare, wasir, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.

Penelitian terhadap serat
Awalnya, serat hanya diketahui bermanfaat untuk mencegah konstipasi (sembelit). Namun, pada awal tahun 1970an, beberapa ilmuwan menyatakan bahwa serat memiliki manfaat lain bagi kesehatan.
Di antara ilmuwan itu adalah dr. Denis Burkit yang menemukan fakta bahwa penyakit seperti jantung koroner, diabetes, appendicitis, homerrhoid, konstipasi kronik, dan kanker kolon adalah penyakit yang acap menyerang negara maju tetapi jarang diderita oleh masyarakat Afrika. Hal ini diduga karena kandungan seraat yang tinggi pada makanan tradisional orang Afrika melindungi mereka dari penyakit tersebut.
Akan tetapi, penelitian tak hanya sampai disitu. Para ahli terus meneliti pengaruh serat terhadap kesehatan. Kemudian, didapatkan bahwa serat yang berbeda memiliki efek yang berbeda pula. Misalnya, beberapa jenis serat dapat menurunkan kolesterol darah sementara serat yang lain tidak. Disamping itu, serat dikonsumsi tidak sendirian. Pangan yang kaya serat juga mengandung komponen lain yang juga berperan dalam pencegahan penyakit.
Lebih dari itu, sesungguhnya serat bukanlah hal baru lagi bagi masyarakat Indonesia karena dari dahulunya serat, khususnya sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, sudah dikenal sebagai salah satu sumber makanan pokok. Jika setiap hari telah mengonsumsi serat 35 gram, sebenarnya tak perlu lagi tambahan. Akan tetapi, mengingat pola konsumsi masyarakat semakin bergeser, khususnya di daerah perkoataan, yang cenderung meninggalkan makanan-makanan tradisional, maka serat kembali dibidik untuk dipromosikan. (Berbagai sumber/Nilna Rahmi Isna)

diterbitkan di tabloid P’Mails edisi 152

    • anggi_a
    • Maret 14th, 2010

    antara nasi, ubi jalar dan mie instant mana kandungan seratnya yang paling banyak??

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke anggi_a Batalkan balasan